MEDIA DAN METODE KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN

  1. PENDAHULUAN
  2. Latar Belakang

Penyuluhan  pertanian  adalah  sistim  pendidikan  informal,  dimana  petani  dan  keluarganya  sebagai  peserta  didik,  dan  penyuluh  sebagai  guru  dan  rekan untuk  mengahantarkan  petani  dalam  mencapai  tingkatan  pengetahuan  tertentu,  sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku. van den Ban dan Howkins (2003) menyarankan  bahwa  untuk  merubah    perilaku  petani  dapat  dilakukan  dengan berbagai cara salah satu diantaranya, mempengaruhi pengetahuan dan sikap petani secara terbuka.

Dalam konteks pembangunan pertanian kegiatan penelitian dan penyuluhan pertanian memegang peranan penting dan tidak dapat dipisahkan antara kegiatan yang satu dengan lainnya, karena kedua kegiatan tersebut pada akhirnya akan bermuara pada tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan petani. Syam dan Widjono, (1992) mengatakan kegiatan penelitian dan penyuluhan pertanian memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan pertanian karena sebagian besar upaya untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani tergantung kepada kedua kegiatan tersebut.

Kegiatan penelitian/pengkajian pertanian menghasilkan informasi teknologi pertanian/inovasi teknologi pertanian untuk disampaikan kepada petani melalui penyuluhan pertanian. Selain itu juga kegiatan penelitian/pengkajian teknologi pertanian akan berdaya guna dan berhasil guna apabila teknologi hasil penelitian/pengkajian tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Pertanian yang berada di daerah telah banyak menghasilkan luaran yang cukup  dibutuhkan oleh pengguna/stakeholder untuk

peningkatan pembangunan pertanian di daerah, namun luaran /hasil penelitian dan pengkajian yang berkualitas tinggi tersebut tidak akan banyak manfaatnya jika tidak dikomunikasikan dan didiseminasikan.

 Diseminasi hasil penelitian pertanian kepada petani-nelayan, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui metoda dan media yang tepat dan terus menerus, karena kegiatan iseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, tetapi lebih dari itu petani-nelayan diharapkan dapat menerapkan hasil penelitian tersebut dalam usaha pertanian sehingga meningkatkan kesejahteraannya (Badan Litbang Pertanian, 2004).

Pemilihan metode komunikasi penyuluhan tentunya harus dipilih melalui media komunikasi yang relevan terhadap amanat undang-undang tersebut. Media komunikasi yang dapat digunakan sebagai metode penyuluhan sangat beragam, salah satunya adalah media massa. Media massa yang potensial digunakan dalam metode penyuluhan pertanian pertanian salah satunya adalah radio. Radio memiliki kemampuan tinggi untuk mengantarkan dan menyebarkan pesan-pesan pembangunan secara cepat dan serentak kepada khalayak luas, yang berada ditempat yang terpencar, tersebarluas, sampai ke tempat-tempat yang jauh terpencil dan sulit dicapai dengan media lainnya.

Sementara itu, secara harfiah menurut Zulkarimen Nasution (2002), penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti obor atau alat untuk menerangi keadaan yang gelap. Kata menerangi ini bermakna sebagai petunjuk bagi masyarakat dari tidak tahu menjadi tau dan mengerti, dari mengerti menjadi lebih mengerti lagi sehingga dapat melakukannya. Definisi tersebut dapat kita gambarkan secara teknis, bahwa penyuluh mengarahkan petani melaksanakan adopsi inovasi pertanian untuk memproduksi produk pangan setinggi-tingginya.

            Untuk keberhasilan tersebut maka perlu ada suatu teknik atau cara dalam bentuk metode komunikasi kegiatan penyuluhan yang tepat, sehingga metode komunikasi penyuluhan ini nanti menjadi sebuah model baru bagi daerah lain untuk diterapkan dalam kelompoktani. Sebagaimana diketahui kegiatan penyuluhan pertanian mengalamai proses komunikasi pengiriman pesan atau informasi oleh komunikator atau penyuluh kepada komunikan atau petani tetapi dalam proses pengiriman tersebut dibutuhkan suatu keterampilan dalam memaknai pesan baik oleh komunikator ataupun komunikan sehingga dapat membuat sukses pertukaran informasi.

  • Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah sebagai pelengkap tugas mandiri dalam pembelajaran mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selain itu tujuan lainnya adalah:

  1. Agar mengetahui apa itu media penyuluhan dalam sistem penyuluhan pertanian.
  2. Agar mengetahui apa itu metode penyuluhan dalam sistem penyuluhan pertanian.
  3. Agar mengetahui bagaimana komunikasi penyuluhan dalam sistem penyuluhan pertanian.
  4. Manfaat

Manfaat penulisan makalah adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai referensi mengenai pembelajaran media penyuluhan
  2. Sebagai referensi mengenai pembelajaran metode penyuluhan
  3. Sebagai referensi mengenai komunikasi penyuluhan
  4. Sebagai peningkatan kemampuan penulis dalam penulisan sebuah makalah dan review jurnal.
  1. TINJAUAN PUSTAKA

Penyuluhan  pertanian  adalah  sistim  pendidikan  informal,  dimana  petani  dan  keluarganya  sebagai  peserta  didik,  dan  penyuluh  sebagai  guru  dan  rekan untuk  mengahantarkan  petani  dalam  mencapai  tingkatan  pengetahuan  tertentu,  sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku. van den Ban dan Howkins (2003) menyarankan  bahwa  untuk  merubah    perilaku  petani  dapat  dilakukan  dengan berbagai cara salah satu diantaranya, mempengaruhi pengetahuan dan sikap petani secara terbuka.

  1. Metode Penyuluhan

Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh sumberatau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan (Kementerian Pertanian, 2009).

Alim (2010), menyatakan bahwa terdapat berbagai macam metode penyuluhan pertanian. Untuk memperbandingkan berbagai metode tersebut bisa dilakukan berdasarkan teknik komunikasi, jumlah sasaran dan indera penerima sasaran.

  1. Metode Berdasarkan Teknik Komunikasi

 Berdasarkan teknik komunikasi metode penyuluhan dapat dibedakan antara yang langsung (muka ke muka/ face to face communication) dan yang tidak langsung {indirect communication). Metode yang langsung digunakan pada waktu penyuluhan pertanian/petemakan berhadapan muka dengan sasarannya sehingga memperoleh respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan metode yang tidak langsung digunakan oleh penyuluhan pertanian/petemakan yang tidak langsung berhadapan dengan sasaran, tetapi menyampaikan pesannya melalui perantara (medium atau media). Metode tidak langsung ini dapat menolong banyak sekali apabila metode langsung tidak memungkinkan digunakan. Terutama dalam upaya menarik perhatian dan menggugah hati sasaran.

  • Metode Berdasarkan Jumlah Sasaran Dan Proses Adopsi

Berdasarkan jumlah sasaran dan proses adopsi maka penyuluhan dibedakan menjadi:

(a) Metode dengan hubungan perseorangan yaitu metode yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan masing-masing orangnya (petani). Misalnya adalah kunjungan ke rumah, ke sawah, ke kantor, pengiriman surat kepada perseorangan dan hubungan telepon.

(b) Metode dengan hubungan kelompok digunakan oleh penyuluhan pertanian/petemakan untuk menyampaikan pesan kepada kelompok. Contohnya adalah pertemuan, demontrasi, karya wisata, pameran, perlombaan, kursus, diskusi kelompok dan lain-lain, dan

(c) Metode dengan hubungan masal digunakan oleh pneyuluhan pertanian/petemakan untuk menyampaikan pesan langsung atau tidak langsung kepada banyak orang sekaligus pada waktu yang hampir bersamaan. Contohnya adalah pidato dalam pertemuan besar, siaran pedesaan lewat radio dan televisi, penyebaran bahan cetakan, penempelan poster, pembentangan spanduk dan lain-lain.

c. Metode berdasarkan indera penerima

Berdasarkan indera penerima pada sasaran metode penyuluhan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Metode yang dapat dilihat Dalam metode yang dapat dilihat, pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melauli indera penglihatan. Contohnya adalah metode publikasi barang cetakan, gambar, poster, leaflet dan lain-lain. Pertunjukan film bisu dan slide tanpa penjelasan lisan, pameran tanpa penjelasan lisan, surat-menyurat dan sebagainya.

2) Dalam metode yang dapat didengar Pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui indera pendengaran. Contohnya siaran lewat radio dan tape recorder, hubungan melalui telepon, pidato ceramah dan lain-lain.

3) Sedangkan metode yang dapat dilihat dan didengar Pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. Contohnya adalah metode pertunjukan film bersuara, siaran lewat televisi, wayang, kursus berupa pelajaran dikelas dan prakteknya, karya wisata, pameran dengan penjelasan lisan.

d. Metode Penyuluhan yang Efektif dan Efisien

Suatu metode disebut efektif apabila metode yang digunakan dalam suatu kegiatan penyuluhan, tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Unsur-unsur dari keefektifan metode penyuluhan adalah:

1) Tingkat kemampuan penyuluh, yaitu pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam memberikan informasi penyuluhan.

2) Keadaan alat bantu penyuluhan yaitu ketersediaan alat bantu pada saat penyuluhan.

3) Kesesuaian waktu dan tempat penyuluhan yaitu kesesuaian dan ketepatan waktu pertemuan dan tempat pelaksanaannya.

4) Materi penyuluhan, yaitu ketepatan dan kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi.

5) Kondisi dan tingkat adopsi petani.

 6) Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu kejelasan dan kesesuai tujuan penyuluhan dengan kepentingan-kepentingan sasaran.

Sedangkan efisien berarti hemat, dalam arti menggunakan semua sumber daya (tenga, waktu, pikiran dan biaya) sekecil mungkin untuk mendapatkan hasil sebesar-besar (tujuan penyuluhan tercapai). Dengan kata lain, metode yang digunakan dalam penyuluhan tidak menghabiskan banyak biaya, waktu, tenaga dan pikiran.

  • Media Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2005), penyuluhan tidak dapat lepas dari media karena melalui media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan mempermudah pengertian. Media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu promosi kesehatan. Dengan demikian, sasaran dapat mempelajari pesan-pesan kesehatan dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan, media dibagi menjadi 3 (tiga) (Notoatmodjo, 2003) yakni:

1. Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yaitu:

a. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan kesehatan dalam bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

 b. Booklet ialah pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

c. Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol untuk menyampaikan pesan/ informasi kesehatan.

d. Leaflet ialah penyampaian informasi kesehatan dalam bentuk kalimat, gambar ataupun kombinasi melalui lembaran yang dilipat.

 e. Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk lipatan.

 f. Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu masalah kesehatan.

g. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

2. Media elektronik sebagai saluran untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan memiliki jenis yang berbeda, antara lain:

 a. Televisi: penyampaian informasi kesehatan dapat dalam bentuk sandiwara, diskusi, kuis, cerdas cermat seputar masalah kesehatan.

 b. Radio: penyampaian pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tanya jawab, sandiwara radio, ceramah tentang kesehatan.

 c. Video: penyampaian informasi kesehatan dengan pemutaran video yang berhubungan dengan kesehatan.

d. Slide dan Film strip

3. Media papan (Bill Board) yang dipasang di tempat umum dapat diisi dengan pesan kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan kesehatan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan menggunakan media untuk mengubah perilaku, hasilnya media mampu mempengaruhi sasarannya.

  • Komunikasi Penyuluhan

Pentingnya komunikasi dalam penyuluhan pertanian, dimaksudkan untuk membantu, menganalisis, menentukan pilihan, menginformasikan, dan memantau   pihak-pihak  yang  terkait  dengan  penyuluhan.  Untuk  itu  para  penyuluh  dapat  dan  harus    menggunakan    teknik-teknik    komunikasi    yang    paling    efektif    untuk menerapkan pengetahuan tersebut. Hal ini sesuai yang dikemukakan Roger (1995)  bahwa   komunikasi   adalah   suatu   proses   dimana   partisipan   membangun   dan berbagi informasi satu sama lain dalam usaha mencapai pengertian timbal balik.

Pengertian  di  atas telah  dijelaskan  oleh  Berlo  (1960)    bahwa  fungsi komunikasi   adalah   mempengaruhi   orang,   terutama   mendorong   orang   untuk berbuat.    Demikian  halnya  dengan  pendapat  Devito  (1997)    bahwa  komunikasi  adalah  tindakan,  oleh  satu  orang  atau  lebih,  yang  mengirim  dan  menerima  pesan  yang  terdistorsi  oleh  gangguan  (noise),  terjadi  dalam  suatu  konteks  tertentu, mempunyai  pengaruh  tertentu,  dan  ada  kesempatan  untuk  melakukan  umpan balik.

Syam dan Widjono, (1992) mengatakan kegiatan penelitian dan penyuluhan pertanian memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan pertanian karena sebagian besar upaya untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani tergantung kepada kedua kegiatan tersebut.

Dalam upaya menyebarluaskan informasi hasil penelitian dan pengkajian  teknologi pertanian, BPTP Jawa Barat menerbitkan berbagai jenis media komunikasi dan informasi teknologi pertanian baik yang bersifat ilmiah seperti prosiding maupun ilmiah popular diantaranya adalah brosur dan leaflet. Sasaran utama pengguna media informasi brosur dan leaflet adalah penyuluh pertanian, sehingga informasinya disajikan dan dikemas dengan menggunakan bahasa ilmiah popular agar mudah dipahami dan dapat digunakan sebagai materi penyuluhan. Tjitropranoto, (1989) dalam

Suryantini, (2003) mengelompokan informasi hasil penelitian menjadi lima) (5) jenis yakni sebagai berikut:

  1. Informasi yang berupa bahan penentuan kebijakan,
  2. Informasihasil penelitian yang memerlukan pengujian lebih lanjut
  3. Informasi ilmiah untuk pengembangan iptek
  4. Informasi teknologi sarana produksi, serta
  5. Informasi teknis untuk materi penyuluhan.
  1. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan tugas di lapangan penyuluh pertanian membutuhkan informasi hasil penelitian pertanian yang relevan dengan permasalahan yang ada di lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Syam dan Widjono dalam Kushartanti, (2001) bahwa informasi/ teknologi pertanian hasil penelitian yang akan dijadikan materi penyuluhan pertanian hendaknya yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani.

Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ruyadi, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Media Komunikasi dan Informasi dalam Menunjang Kegiatan Penyuluhan Pertanian” Vol.5/No. 1 terbitan Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan mengkaji mengenai penggunaan media informasi dan komunikasi dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan di BPTP Jawa Barat. 

Adapun berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa dilihat dari jenis kelaminnya responden dalam penelitian sebagian besar adalah laki-laki yakni sebanyak 34 orang (70.83%) dengan usia responden sebagian besar 79.17% berusia lebih dari 35 tahun dengan masa kerja pada umumnya lebih dari 10 tahun. Sedangkan jika dilihat dari tingkat pendidikan responden sebagian besar atau sekitar 52.08% berpendidikan sarjana. Selain memiliki pendidikan formal, responden juga pada umumnya telah mengikuti  berbagai pendidikan non formal seperti kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Mengenai jabatan fungsional responden kaitannya dengan kegiatan penyuluhan pertanian terdiri dari penyuluh pertanian non kelas, penyuluh pertanian pratama, penyuluh pertanian muda serta penyuluh pertanian madya.

Hasil penelitian mengenai pemanfaatan media komunikasi dan informasi teknologi pertanian berbentuk brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian dapat disimpulkan sebagai berikut: Mengenai frekuensi pemanfaatan media komunikasi dan informasi teknologi pertanian yang berupa brosur dan leaflet oleh tenaga penyuluh pertanian tidak terlalu sering, namun demikian para penyuluh tetap menggunakan brosur dan leaflet sebagai salah satu sumber informasi dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian.

Mengenai intensitas pemanfaatan media komunikasi dan informasi teknologi pertanian berbentuk brosur dan leaflet oleh penyuluh pertanian juga tidak terlalu tinggi, namun sebagian besar tenaga penyuluh memanfaatkan brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. Ada beberapa alasan tenaga penyuluh pertanian menggunakan brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatannya antara lain faktor kemutakhiran informasi, keakuratan, serta materinya relevan dengan kebutuhan para penyuluh pertanian. Kemudian mengenai tujuan penggunaan media komunikasi dan informasi teknologi pertanian yang berupa brosur dan leaflet yaitu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan tenaga penyuluh pertanian dalam melakukan tugasnya.

Selain penggunaan media penyuluhan, metode merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan ketika melakukan kegiatan penyuluhan. Pengertian metode penyuluhan pertanian menurut Peraturan Menteri Pertanian No 52 tahun 2009 adalah cara/teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kamaruzzaman dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Metode Komunikasi Oleh Penyuluh Pertanian Pada Kelompok Tani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu Kecamatan Rantau Aceh Tamiang” dalam Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2/Oktober 2016 mengkaji mengenai penerapan metode komunikasi penyuluh yang tepat oleh penyuluh pertanian di kelompoktani Gemah Rifah I dan faktor penentu penerapan metode komunikasi penyuluhan selama ini berlangsung sehingga Kelompoktani Gemah Rifah I berhasil dengan meraih gelar Kelompoktani kelas Madya.

Metode komunikasi yang dilaksanakan oleh Petugas Penyuluhan Pertanian (PPL) dengan kombinasi beberapa metode penyuluhan yang efektif untuk mencapai tujuan penyuluhan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari adanya jadwal kunjungan lapangan PPL menggunakan sistem Latihan Dan Kunjungan (LAKU) yang jelas dari rencana tahunan kerja PPL dalam Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP). Sebagaimana disampaikan oleh (Abbas, 1999), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yaitu penyuluh pertanian yang berhubungan langsung dengan petani beserta keluarganya menjadi tugas pokok sebagai pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan WKPP berdasarkan program penyuluhan pertanian. Sebagai realisasi programa penyuluhan tersebut disusun beberapa pertimbangan metode penyuluhan untuk mencapai maksud tersebut.

Berdasarkan pengumpulan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpilkan;

  1. Proses penerapan metode penyuluhan pertanian oleh PPL di kelompok tani Gemah Rifah I dimulai dari: Persiapan materi penyuluhan di Kelompoktani Gemah Rifah I mengacu pada kebutuhan lapangan. Alat bantu, alat peraga dan media penyuluhan yang disiapkan PPL bedasarkan minat dan kebutuhan Petani sehingga materi yang disampaikan oleh PPL betul-betul bermanfaat bagi anggota kelompoktani Gemah Rifah I.
  2.  Metode penyuluhan pertanian yang dilaksanakan oleh PPL kelompok tani Gemah Rifah I mengacu pada proses perubahan kognitif (pengetahuan) perubahan affektif (sikap), perubahan psikomotor (keterampilan). Untuk itu, PPL menggunakan komunikasi dengan pendekatan kelompok dengan cara pertemuan kelompok rutin. Selain itu, pada kelompoktani dengan kelas kelompok yang sudah tinggi, metode penyuluhan dengan pendekatan kelompok, yaitu kegiatan pertemuan rutin sangat efektif untuk pengembangan agribisnis petani.
  3.  Faktor-faktor dalam pemilihan metode penyuluh pertanian Kelompok tani Gemah Rifah I sebagai berikut:
    1. Faktor keadaan petani dan layak secara teknis, dimana anggota Kelompok tani Gemah Rifah I mempunyai tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan sangat baik. Anggota kelompoktani Gemah Rifah I sudah mengikuti penyuluhan dalam waktu yang sangat lama maka motode penyuluhan disesuaikan dengan  perkembangan kelas kelompoktani.
    1. Faktor sosial dan agama petani, dimana pemilihan materi dan diterapkan oleh PPL  Kelompok tani Gemah Rifah I dengan menjunjung tinggi norma-norma sosial dan agama setempat. Sebuah teknologi sangat bermanfaat dan handal,  tetapi bertentangan dengan normanorma sosial yang ada pada kelompoktani Gemah Rifah I maka teknologi itu dihindari oleh PPL karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan sosial. Teknologi tersebut mesin panen padi sangat dilarang oleh kelompoktani Gemah Rifah I karena pola kerja usaha tani masih bersifat gotong royong sesame anggota kelompok.

Pemilihan metode komunikasi penyuluhan tentunya harus dipilih melalui media komunikasi yang relevan terhadap amanat undang-undang tersebut. Media komunikasi yang dapat digunakan sebagai metode penyuluhan sangat beragam, salah satunya adalah media massa. Media massa yang potensial digunakan dalam metode penyuluhan pertanian pertanian salah satunya adalah radio. Radio memiliki kemampuan tinggi untuk mengantarkan dan menyebarkan pesan-pesan pembangunan secara cepat dan serentak kepada khalayak luas, yang berada ditempat yang terpencar, tersebar luas, sampai ke tempat-tempat yang jauh terpencil dan sulit dicapai dengan media lainnya.

 Andi Warnaen, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “ Metode Komunikasi Penyuluhan Pertanian Melalui Radio Komunitas”  dalam Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 8, Nomor 1 melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana Radio dapat dimanfaatkan sebagai metode penyuluhan pertanian yang partisipatif. Totok Mardikanto (2009) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip metode penyuluhan meliputi: 1) Pengembangan untuk berpikir kreatif, 2) Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat, 3) Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya, 4) Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat, 5) Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, metode penyuluhan dengan memanfaatkan radio komunitas memudahkan penyuluh untuk menyampaikan informasi tentang inovasi-inovasi pertanian secara cepat dan terprogram. Kondisi sarana dan prasarana penyuluhan seperti Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan serta kelembagaan petani yang dibentuk dengan berkelompok yaitu membentuk kelompok tani dan gapoktan, dapat menjadi potensi yang sangat baik untuk difasilitasi radio komunitas sebagai salah satu metode penyuluhan pertanian ditingkat kecamatan, kelompok tani dan gapoktan.

Menurut Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan menjelaskan bahwa Balai Penyuluhan mempunyai tugas salah satunya adalah menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar, oleh karena itu lembaga penyuluhan pertanian ditingkat kecamatan yaitu balai penyuluhan pertanian dapat difasilitasi radio komunitas, sehingga kegiatan di Balai penyuluhan pertanian dapat lebih hidup dan mudah dalam menyampaikan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar. Penyuluh pertanian dalam melakukan aktifitas di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan tidak hanya sibuk mengurus kegiatan rutinitas kantor saja, akan tetapi diwarnai kegiatan penyuluhan melalui radio komunitas.

Berdasarkan penelitian Agus Purbathin Hadi (2015) menjelaskan bahwa radio komunitas dapat menjadi media penyiaran alternatif, untuk mengisi“celah” kebutuhan komunikasi, informasi, pendidikan dan juga hiburan yang selama ini tidak diperhatikan oleh lembaga penyiaran publik (RRI dan TVRI) dan terlebih oleh lembaga penyiaran swasta komersial yang lebih mengedepankan keuntungan finansialdengan menjadikan khalayak sebagai obyek semata. Karena lembaga radio komunitas merupakan lembaga yang dibentuk dari, oleh dan untuk komunitas, maka radio komunitas dapat menjadi wadah pemberdayaan masyarakat perdesaan untuk bersama-sama berpartisipasi meningkatkan kualitas kesejahteraan anggota komunitas.

Baik media maupun metode merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian. Untuk kelancaran kegiatan penyuluhan, pemilihan media dan metode penyuluhan juga harus diperhatikan berdasarkan karakteristik penerima informasi, karakteristik lokasi penyuluhan, dan kemampuan dari penyuluh itu sendiri. Dewasa ini, jenis  media dan metode penyuluhan telah banyak berkembang. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kegiatan penyuluhan juga hendaknya dapat berkembang sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima informasi (petani).

  1. PENUTUP
  2. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

  1. Pemilihan media dan metode penyuluhan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik sasaran, karakteristik lokasi penyuluhan, dan kemampuan dari penyuluh itu sendiri.
  2. Media yang digunakan dipilih seefisien mungkin agar informasi yang disampaikan dengan menggunakan media dapat benar-benar tersampaikan kepada sasaran penyuluhan.
  3. Metode komunikasi merupakan salah satu metode penyuluhan yang efektif dalam menyampaikan informasi kepada petani.
  4. Pemanfaatan rado komunitas dapat dijadikan sebagai salah satu metode penyuluhan mengingat radio dapat diakses diberbagai penjuru wilayah serta dapat dengan jelas menyampaikan materi penyuluhan.
  5. Saran

Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pemberian informasi kepada petani sehingga sebaiknya pelaksanaan penyuluhan memperhatikan media dan metode yang digunakan dalam penyampaian informasi sehingga sasaran dapat menerima dengan baik informasi tersebut dan diharapkan dpat mengubah pengetahuan dan perilaku menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA                     

Agus Purbathin Hadi (2015) Radio Komunitas Sebagai Media Penyiaran Alternatif Untuk Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (Online) (http://suniscome.50webs.com/data/download/015%20Radio%20Komunitas.pdf,

Badan Litbang Pertanian. (2004). Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian Serta

Program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP. Jakarta: Badan Litbang Pertanian

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27028/Chapter%20II.pdf?sequence=4

Karuzzaman.2016.Penerapan Metode Komunikasi Oleh Penyuluh Pertanian Pada Kelompok Tani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu Kecamatan Rantau Aceh Tamiang.Jurnal Simbolika/Volume 2/Nomor 2. Universitas Sumatera Utara(https://www.google.com/url?q=http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika/article/download/1033/1039&usg=AFQjCNG0alSxyr41yVE0_iHsavYgiXj0PA)

Kementerian Pertanian, 2009. Peraturan Menteri Pertanian No 52 tahun 2009. Tentang Metode Penyuluhan Pertanian. Diundangkan pada tanggal 11 Desember 2009. Menteri Hukum dan Ham Republik Indonesia. Jakarta

 Kushartanti, Ekaningtyas. (2001). Keefektifan Media Cetak pada Diseminasi dan Adopsi Teknologi Jagung Bisma di Kabupaten Semarang. Thesis Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Jogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Mardikanto Totok, 2009. Sistem PenyuluhanPertanian, Surakarta : Sebelas Maret University Press

Ruyadi, Ida. Winoto, Yunus dan Komariah, Neneng. 2017.Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Menunjang Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48.( https://www.google.com/url?q=https://www.researchgate.net/publication/325201393_MEDIA_KOMUNIKASI_DAN_INFORMASI_DALAM_MENUNJANG_KEGIATAN_PENYULUHAN_PERTANIAN&usg=AFQjCNFqNMwwiyMeVj9NjVuEQd5EEtAdtA )

Warnaen, Andi, Nurlail, dan Sukmarinis, Vita. 2017.Metode Komunikasi Penyuluhan Pertanian Melalui Radio Komunitas. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 8, Nomor 1, Juni, hlm 17-24. STPP Malang (https://www.google.com/url?q=https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/download/4231/4067&usg=AFQjCNGl1iovRouMBJXokpbREvZ_dYc0Hw)

5 comments

Tinggalkan Balasan ke Al Khafizh Batalkan balasan